Tabel Pencampuran Fungisida dan Insektisida

Tabel Pencampuran Fungisida dan Insektisida

Tabel Pencampuran Fungisida dan Insektisida – Pestisida memiliki dua sisi yang berbeda, seperti mata pisau yang memiliki dua sisi tajam. Di satu sisi, pestisida sangat membantu dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Namun, di sisi lain, penggunaannya juga dapat menimbulkan dampak negatif pada tanaman dan berpotensi mempengaruhi kesehatan penggunanya. Untuk memastikan serangan hama dan penyakit dapat terkendali dengan baik, penting bagi kita untuk menggunakan pestisida dengan bijak. Jika tidak, penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan pestisida menjadi tidak efektif bahkan berisiko menyebabkan keracunan pada tanaman. Selain itu, penggunaan yang tidak tepat juga dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan pengguna serta konsumen.

Salah satu kebiasaan umum yang dilakukan oleh petani adalah mencampur beberapa jenis pestisida sekaligus dalam satu aplikasi. Hal ini bertujuan untuk menghemat tenaga dan waktu, karena tanaman seringkali menghadapi ancaman dari beberapa jenis hama serangga dan serangan fungi atau bakteri patogen secara bersamaan. Jika kita membayangkan harus menyemprotkan insektisida secara bergantian, diikuti dengan fungisida atau bakterisida, serta memberikan pupuk daun yang penting untuk menjaga dan memulihkan kondisi tanaman, tentu akan menjadi pekerjaan yang sangat merepotkan. Oleh karena itu, satu-satunya solusi dalam situasi seperti ini adalah dengan melakukan pencampuran atau kombinasi.

Baca Juga : Kegunaan Agrimec Untuk Cabe Dan Tanaman Lainnya

Kombinasi pestisida yang tepat akan memberikan sinergi yang efektif dan efisiensi yang terlihat jelas. Namun, jika kombinasinya tidak tepat, bisa terjadi inkompatibilitas antara satu pestisida dengan yang lain, yang dapat saling melemahkan atau bahkan membuang-buang biaya.

Kesesuaian antara pestisida-pesitsida yang dicampurkan dikenal sebagai kompatibilitas pestisida. Namun, ketika dua atau lebih pestisida tidak cocok untuk dicampur, kita menyebutnya sebagai inkompatibilitas pestisida. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan fisik, struktur kimia, serta efektivitas pestisida yang digunakan. Contoh inkompatibilitas fisik meliputi pembentukan gel, endapan, atau penggumpalan pestisida setelah dicampur. Di sisi lain, inkompatibilitas kimia terjadi ketika molekul-molekul pestisida bereaksi satu sama lain dan menghasilkan senyawa baru yang tidak lagi berfungsi sebagai pestisida.

Baca Juga : Hama Sasaran Insektisida Endure 120 SC Untuk Yanaman Padi, Cabe, dan Tanaman Lain

Menggabungkan pestisida adalah sebuah bentuk seni yang membutuhkan kecerdasan petani dalam memilih merek, bahan aktif, dan formula yang tepat untuk mencapai hasil terbaik. Namun, ada beberapa teknik dan pedoman yang perlu diperhatikan agar dapat mengaplikasikan pestisida dengan efisiensi dan memberikan efektivitas yang optimal.

Berikut ini adalah beberapa prinsip yang dapat kita ikuti dalam melakukan kombinasi aplikasi pestisida secara efisien dan mencapai efektivitas yang maksimal.

PETUNJUK AWAL

Kenali dengan teliti organisme yang mengancam tanaman. Jika tanaman kita masih muda dan belum terlihat adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), perhatikan tanaman sejenis di sekitar yang sudah terkena serangan OPT.

Baca Juga : Fungisida Berbahan Aktif Benomil

Penting untuk diingat bahwa tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengendalikan lebih dari satu jenis OPT yang berbeda pada satu sasaran (bagian tanaman) yang sama, yang membutuhkan pestisida yang berbeda pula. Misalnya, jika terdapat serangan jamur patogen, kutu daun, dan ulat yang semuanya menyerang daun, untuk setiap jenis OPT yang membutuhkan lebih dari satu pestisida, sebaiknya aplikasikan secara bergantian. Contohnya, untuk serangga thrips, gunakan insektisida kontak dan sistemik secara bergantian, bukan mencampurkannya menjadi satu.

Baca Juga : Fungsi Lannate Merah

Ketahui dengan baik tujuan penggunaan pestisida berdasarkan tahapan serangan, apakah sebagai tindakan pencegahan saat OPT belum menyerang secara besar-besaran, dengan tujuan melindungi tanaman, atau sebagai tindakan penyembuhan yang bertujuan menghentikan serangan atau mengurangi populasi OPT secara signifikan.

Pilihlah bahan aktif pestisida yang sesuai dengan target OPT, hindari membeli lebih dari satu merek pestisida dengan bahan aktif yang sama, misalnya abamectin merek A dan abamectin merek B.

Ketahui mode of action (cara kerja) pestisida. Hindari membeli lebih dari satu jenis pestisida dengan mode of action yang sama. Juga hindari menggunakan dua atau lebih pestisida dari kelompok yang serupa (misalnya, piretroid berbahan aktif A dan piretroid berbahan aktif B). Informasi mengenai cara kerja biasanya tertera pada label pestisida, contohnya “75WP” sebagai bentuk formulasi pestisida, dan “sistemik bersifat kontak dan perut” sebagai cara kerja pestisida.

Baca Juga : Kegunaan Decis Untuk Cabe

MENCAMPUR BEBERAPA PESTISIDA SEKALIGUS DALAM SEKALI APLIKASI

Hindari menggabungkan pestisida secara langsung dengan konsentrasi yang pekat langsung dari kemasannya. Sebaiknya, campurkan pestisida ke dalam ember yang berisi air dan aduk hingga merata sebelum kemudian melarutkannya lagi dalam tangki semprot.

Untuk menghindari ketidakcocokan, hindari mencampurkan dua atau lebih pestisida yang memiliki bentuk fisik atau formulasi yang sama (misalnya, yang larut dalam air dengan yang larut dalam air). Untuk lebih mudahnya, periksa tabel di bawah ini.

Pestisida A Pestisida B Keterangan
Larut air (AS, SL, SP, SC, WSC, SG) Larut air (AS, SL, SP, SC, WSC, SG) Jangan dicampur
Larut air (AS, SL, SP, SC, WSC, SG) Tidak larut air / suspensi (WP, F, WDG/DF) Boleh dicampur
Larut air (AS, SL, SP, SC, WSC, SG) Emulsi (EC, E, EW) Boleh dicampur
Tidak larut air / suspensi (WP, F, WDG/DF) Tidak larut air / suspensi (WP, F, WDG/DF) Boleh dicampur
Tidak larut air / suspensi (WP, F, WDG/DF) Emulsi (EC, E, EW) Boleh dicampur
Emulsi (EC, E, EW) Emulsi (EC, E, EW) Hindari pencampuran
Tabel Pencampuran Fungisida dan Insektisida

Dalam contoh ini, kita dapat menerapkan tiga jenis pestisida secara bersamaan untuk mengatasi masalah serangga dan jamur. Pertama, untuk mengendalikan kutu daun, kita menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin (gol. avermektin) dalam bentuk formula EC. Kedua, untuk mengatasi hama ulat, kita mengaplikasikan insektisida asefat (organofosfat) dalam formula SP yang dapat larut dalam air. Terakhir, fungisida yang digunakan adalah propineb (dithiokarbamat) dalam formula WP.

Baca Juga : Manfaat Klensect Untuk Padi dan Tanaman Lain

Dalam rangka mengoptimalkan hasil panen, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman sebaiknya dilakukan bersamaan dengan upaya pemulihan kondisi tanaman. Salah satu metode yang disarankan adalah mencampurkan pestisida dengan pupuk daun yang memiliki pH larutan netral atau mendekati netral. Pupuk daun yang mengandung unsur-unsur mikro dalam bentuk chellate, seperti MICRONSEL, sangat dianjurkan. Pupuk daun dengan pH netral dan ber-chellate dapat dicampurkan dengan pestisida, tetapi sebaiknya melakukan uji kompatibilitas terlebih dahulu untuk pestisida yang larut dalam air (AS, SL, SP, SC, WSC), karena ada beberapa yang mungkin tidak kompatibel.

Pestisida alkali seperti tembaga oksida dan tembaga hidroksida sebaiknya diterapkan secara terpisah atau dicampurkan dengan pupuk kalsium karbonat yang tidak larut dalam air. Sifat alkali ini berpotensi mengubah struktur kimia formula pestisida berbasis minyak (EC, EW, E) dan formula larut dalam air (AS, SL, SP, SC, WSC). Sementara itu, pada formula pestisida yang tidak larut dalam air (suspensi), terdapat kemungkinan reaksi dengan formula yang mengandung sulfur (thiol, thiokarbamat). Tembaga oksida/hidroksida dalam larutan yang asam dapat melarutkan sebagian tembaga, dan jika digunakan secara berlebihan, dapat meracuni sel tanaman.

Baca Juga : Cara Penggunaan Fungisida Ridomil Gold

Mengombinasikan atau mencampurkan pestisida bukan berarti dapat mengurangi dosis masing-masing dengan harapan tanaman tidak terkena racun. Apabila campuran pestisida yang tepat digunakan dengan variasi yang tidak terlalu banyak, dan dosisnya sesuai dengan petunjuk penggunaan, maka tanaman tidak akan terkena racun.

Untuk mencegah resistensi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), disarankan menggunakan 2 – 3 pestisida dengan bahan aktif dan mode of action yang berbeda untuk setiap jenis OPT, dan mengaplikasikannya secara bergantian, bukan mencampurnya menjadi satu. Sebagai contoh, pada satu aplikasi digunakan insektisida sistemik yang dikombinasikan dengan fungisida kontak, dan pada aplikasi berikutnya digunakan insektisida kontak dengan fungisida sistemik.

Baca Juga : Insektisida Marshal untuk Padi dan Tanaman Lainnya

Pestisida yang telah dicampurkan dan diencerkan dengan air harus digunakan hingga habis, tidak boleh disimpan untuk digunakan di lain waktu, karena dalam beberapa jam bahan aktifnya akan terdegradasi dan kehilangan efektivitasnya.

URUTAN MENCAMPUR PESTISIDA

Terdapat beragam metode urutan yang direkomendasikan dalam mencampur beberapa pestisida dalam satu aplikasi. Salah satunya adalah memulai dengan pestisida larut air, sedangkan yang lainnya memulai dengan formula EC, dan sebagainya. Namun, metode urutan yang paling umum dan direkomendasikan adalah metode WALES, singkatan dari WP, Agitasi (pengadukan), Liquid, EC, Surfactant (termasuk adjuvan). Berikut adalah penjelasan lebih detail:

  • W: Gunakan pestisida berformula WP atau dispersi sejenisnya (F/WDG/DF).
  • A: Lakukan pengadukan secara merata.
  • L: Gunakan salah satu pestisida berformula larutan (AS/SL/SP/SC/WSC/SG) dan aduk.
  • E: Gunakan salah satu pestisida berformula EC/E/EW dan aduk.
  • S: Gunakan surfaktan atau adjuvan.

Pupuk daun dapat dicampur sebelum atau setelah surfaktan/adjuvan. Namun, jika campuran tersebut mengandung pestisida larut air (AS/SL/SP/SC/WSC/SG), sebaiknya lakukan uji kompatibilitas terlebih dahulu. Caranya adalah mencampurkan masing-masing 2-5 ml dari kedua bahan tersebut dengan 5-10 ml air. Jika tidak terjadi perubahan fisik, berarti keduanya kompatibel.

Baca Juga : Fungisida Untuk Gosong Palsu

Pada awalnya, rekan petani mungkin akan bingung dengan pedoman ini. Namun, jika artikel ini dipahami dan dijalankan secara rutin, akan menjadi lebih mudah. Lebih baik lagi jika rekan petani mulai membuat jadwal aplikasi pestisida dalam bentuk tabel untuk memudahkan. Demikianlah informasi mengenai Tabel Pencampuran Fungisida dan Insektisida. Semoga informasi ini bermanfaat.

Referensi : Bumikita.id

About Ayomenanam

Check Also

Keunggulan Herbisida Prowl 330 EC untuk Tanaman Bawang Merah

Keunggulan Herbisida Prowl 330 EC untuk Tanaman Bawang Merah

Keunggulan Herbisida Prowl 330 EC - Basf merupakan sebuah industri pertanian yang telah merilis  Herbisida Prowl 330 EC yang menjadi salah satu solusi terbaik untuk petani di Indonesia. Herbisida Prowl 330 EC menonjol sebagai teknologi terbaru dalam dunia pestisida sistemik. Mari kita eksplorasi mengapa Herbisida Prowl 330 EC menjadi unggulan di antara petani Indonesia.