Propaquizafop – Dalam dunia pertanian, persiapan dan perawatan lahan adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan. Proses ini menjadi rutinitas yang tak terhindarkan bagi para petani. Dari tahap persiapan lahan hingga masa panen, lahan pertanian harus senantiasa dirawat dengan penuh dedikasi. Pentingnya menjaga kebersihan lahan ini tak hanya berdampak pada hasil panen, melainkan juga pada tingkat serangan hama. Tanaman pengganggu seperti gulma atau rumput liar seringkali menjadi tempat bersembunyi atau inang bagi hama tanaman, yang membuat perawatan lahan menjadi sangat penting.
Gulma atau tumbuhan pengganggu telah ada sejak lama. Gulma bukan hanya tanaman yang merugikan tanaman budidaya, tetapi juga tanaman yang belum kita kenal manfaatnya. Kehadiran gulma bisa merugikan tanaman budidaya karena mereka akan mencuri nutrisi yang sebenarnya ditujukan untuk tanaman utama.
Baca Juga : Fungisida Paling Ampuh Untuk Antraknosa
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Gulma
Jenis hama yang tumbuh di lahan pertanian sangat dipengaruhi oleh kondisi dari lahan itu sendiri. Jenis gulma yang tumbuh di lahan tegal atau perkebunan berbeda dengan yang tumbuh di sawah. Selain itu, kondisi tanah juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan gulma. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan gulma:
1. Tingkat Keasaman (pH) Tanah
Tingkat keasaman atau pH tanah memengaruhi jenis gulma yang dapat tumbuh di suatu lahan. Gulma seperti Rumex acetosella dan Pteridium spp tumbuh lebih dominan di tanah dengan pH rendah dibandingan tanah dengan pH tinggi. sementara Taraxacum officinale, Polygonum spp, Salsola kali, Attriplex spp, dan Disticjilis strica lebih suka tanah dengan pH yang lebih tinggi atau basa. Kebanyakan gulma bisa tumbuh di kondisi pH yang lebih tinggi, berbeda dengan tanaman budidaya yang lebih cocok dengan pH yang netral (pH 6-7).
Baca Juga : Fungisida Untuk Cabe Di Musim Kemarau
2. Tekstur Tanah
Tekstur tanah mengacu pada kemampuan tanah untuk menahan air yang diperlukan oleh tanaman. Jenis gulma yang tumbuh juga dipengaruhi oleh tekstur tanah. Gulma seperti Tribulus lerrestris dan Euphorbia spp lebih dominan pada tanah berpasir karena tekstur tanah ini tidak dapat menahan air dengan baik. Tanah berat yang mampu menyimpan air dalam jumlah besar cocok untuk gulma jenis Sorghum halepense. Sementara pada tanah lembab, jenis gulma Echinochloa colona dan Fimbristylis milliacea akan tumbuh dengan optimal.
3. Kondisi Unsur Hara Tanah
Kondisi unsur hara tanah juga memengaruhi jenis gulma yang tumbuh. Gulma seperti Stellaria spp dan Desmodium pertumbuhannya terhambat pada tanah dengan kandungan Phosphor dan Kalium yang rendah. Sedangkan gulma jenis seperti Ipomaea, Clotalaria, Cassia, dan Carolina spp lebih toleran terhadap tanah dengan kandungan fosfor yang rendah. Jenis gulma seperti Rumex spp dan Plantago akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan kandungan kalium yang rendah.
Baca Juga : Perbandingan Insektisida Alika VS Virtako
Mengendalikan Gulma dengan Herbisida Propaquizafop
Ada beberapa cara untuk mengendalikan gulma di lahan pertanian, mulai dari metode manual hingga penggunaan herbisida. Penggunaan herbisida adalah metode yang paling umum digunakan oleh petani karena dianggap paling cepat, akurat, dan efisien. Ada herbisida yang bekerja secara kontak, sistemik, atau kombinasi dari keduanya.
Herbisida kontak bekerja dengan mematikan bagian atas gulma, seperti daunnya. Contohnya adalah herbisida yang mengandung bahan aktif seperti Paraquat Diklorida. Herbisida jenis ini cepat dalam membunuh gulma, tetapi pertumbuhan gulma baru juga cepat.
Baca Juga : Perbandingan Cabrio Top VS Antracol
Namun, ada herbisida unik yang bekerja secara selektif, yaitu mampu membedakan gulma dan tanaman budidaya. Salah satu herbisida selektif ini adalah Propaquizafop.
Cara Kerja Herbisida Propaquizafop
Herbisida dengan bahan aktif Propaquizafop biasanya digunakan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh terlalu dekat dengan tanaman budidaya atau di lahan yang padat. Keunggulan dari herbisida ini adalah tidak perlu memberikan jarak aman antara penyemprotan dan tanaman budidaya. Tanaman budidaya tidak akan terpengaruh jika terkena semprotan herbisida ini.
Propaquizafop termasuk dalam golongan herbisida sistemik purna tumbuh. Setelah diaplikasikan, bahan aktif ini akan diserap melalui akar dan daun gulma, lalu menyebar ke seluruh jaringan tanaman gulma. Hasilnya, pertumbuhan gulma akan terhenti dalam waktu singkat, sekitar 3 sampai 4 hari, dengan ciri-ciri matinya jaringan muda pada gulma. Gulma akan mati sepenuhnya dalam 10 hingga 20 hari setelah aplikasi.
Baca Juga : Perbedaan Antracol Dan Bion M
Dosis dan Cara Penggunaan Herbisida Propaquizafop
Herbisida berbahan aktif Propaquizafop yang tersedia di pasaran biasanya memiliki berbagai merek dagang. Salah satu yang umum adalah Agile 100 EC, diproduksi oleh PT Royal Agro Indonesia. Dosis Propaquizafop dalam Agile 100 EC adalah 100 g/l, dan herbisida ini biasanya digunakan pada tanaman budidaya berikut:
- Bawang Merah: Untuk mengendalikan gulma berdaun lebar seperti Phyllanthus debilis, Cynodon dactylon, Leptochloa colona, dan Cyperus rotundus, penyemprotan dilakukan dengan dosis 300-600 ml Agile per hektar lahan.
- Kacang Tanah: Untuk mengendalikan gulma berdaun lebar seperti Commelina diffusa, Cynodon dactylon, Echinochloa nodosa, Leptochloa chinensis, dan Cyperus rotundus, penyemprotan dilakukan dengan dosis 300-450 ml Agile per hektar lahan.
- Kedelai: Untuk mengendalikan gulma berdaun sempit seperti Cynodon dactylon dan Echinochloa colona, penyemprotan dilakukan dengan dosis 450-600 ml Agile per hektar lahan.
- Kelapa Sawit: Untuk mengendalikan gulma berdaun lebar seperti Ageratum conyzoides, Borreria alata, Axonophus compressus, penyemprotan dilakukan dengan dosis 1-1,5 liter per hektar lahan.
Baca Juga : Perbedaan Loyant dan Novlect
Dengan demikian, penggunaan herbisida Propaquizafop dapat menjadi solusi efektif dalam mengendalikan gulma tanaman budidaya. Herbisida ini memberikan keunggulan selektif yang minim risiko terhadap tanaman budidaya. Bagi para petani, penggunaan pestisida harus selalu sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan alam.
Demikianlah informasi mengenai herbisida Propaquizafop. Semoga informasi ini bermanfaat.