Padi Inpari 32 VS Ciherang – Semakin hari, jumlah petani padi yang beralih ke varietas padi Inpari 32 semakin bertambah di Kabupaten Bekasi. Perubahan ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Kedung Waringin, Pebayuran, dan Muara Gembong, tetapi juga merambah ke wilayah lainnya. Mereka kini meninggalkan varietas padi Ciherang yang biasa mereka tanam, dan beralih ke Varietas Padi Inpari 32.
Permintaan benih padi Inpari 32 di kios-kios pertanian di seluruh Kabupaten Bekasi terus meningkat pesat. Banyak petani yang aktif mencari benih ini untuk digunakan dalam penanaman mereka.
Baca Juga : Cara Menanam Buah Naga Stek
Varietas padi Inpari 32 menjadi favorit baru di kalangan petani karena hasil panennya yang konsisten, mencapai rata-rata 7 hingga 8 ton per hektar. Ini berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan varietas Ciherang yang hanya menghasilkan 2 hingga 3 ton per hektar.
Selain produktivitas yang tinggi, varietas padi Inpari 32 juga dikenal lebih mudah dalam hal perawatan dibandingkan dengan varietas Ciherang. Terbukti, benih padi Ciherang sering kali terjangkit penyakit Tungro meskipun menggunakan benih padi yang baru.
Baca Juga : Cara Menyetek Pohon Buah
Inpari 32 juga memiliki keunggulan dalam hal masa tanam yang relatif singkat, yakni hanya 108 hari setelah proses penanaman pertama atau 85 hari setelah perpindahan tanam, padi ini sudah dapat dipanen.
Namun, ada kelemahan yang perlu diperhatikan pada padi Inpari 32, yaitu kemungkinan rebah yang lebih tinggi, terutama pada musim penghujan. Selain itu, harga jual gabah dari padi Inpari 32 di Bekasi juga cenderung lebih rendah dibandingkan dengan gabah dari varietas Ciherang.
Baca Juga : Cara Menanam Pucuk Merah Tanpa Akar
Penyebab harga yang lebih rendah mungkin disebabkan oleh jumlah petani yang masih terbatas dalam menanam padi Inpari 32. Hal ini membuat pengumpul gabah kesulitan untuk memenuhi stok produksi beras Inpari 32.
Referensi artikel : kliktani.com/2019/05/varietas-padi-inpari-32.html