Manfaat Fungisida Berbahan Aktif Klorotalonil – Dengan penuh antusias, kami siap menyajikan informasi terkini seputar dunia pertanian. Kali ini, kami akan berbagi pengetahuan mengenai fungisida yang memiliki bahan aktif yang menarik, yaitu klorotalonil. Meskipun beberapa petani mungkin sudah mengenal betul fungisida ini, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada petani yang belum akrab dengan kegunaan bahan aktif tersebut.
Bagi para petani yang baru memulai, seringkali mereka merasa terbanting dengan banyaknya jenis fungisida yang beredar di pasaran. Oleh karena itu, melalui artikel ini, kami ingin memberikan bantuan dan pengetahuan baru bagi para petani agar dapat lebih memahami berbagai macam fungisida.
Baca Juga : Bahan Aktif Preza 100 OD
Tanpa berlama-lama, mari kita ikuti penjelasan menarik mengenai fungisida kontak yang menggunakan bahan aktif klorotalonil di bawah ini.
Apa itu bahan aktif klorotalonil?
Klorotalonil merupakan sebuah pestisida yang termasuk dalam kategori fungisida, memiliki peranan penting dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Fungisida ini tersedia dalam bentuk serbuk atau cairan.
Permintaan akan bahan aktif klorotalonil terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terutama pada musim hujan seperti sekarang, fungisida yang mengandung klorotalonil menjadi sangat dicari.
Baca Juga : Golongan Herbisida Selektif Untuk Singkong dan Berbagai Jenis Tanaman
Hal ini disebabkan oleh tingginya risiko serangan penyakit jamur pada tanaman. Pada dasarnya, infeksi jamur cenderung meningkat ketika memasuki musim hujan.
Cara kerja bahan aktif klorotalonil
Klorotalonil merupakan sebuah fungisida kontak yang memiliki mekanisme aksi yang sangat efektif terhadap jamur dan cendawan. Bahan aktif ini diklasifikasikan sebagai M5, menunjukkan tingkat kerja yang tinggi tanpa meningkatkan risiko resistensi. Secara menarik, klorotalonil telah terbukti tidak menimbulkan resistensi silang di antara anggota kelompok M1 hingga M9, menjadikannya pilihan yang lebih aman dan dapat diandalkan.
Baca Juga : Kegunaan Fungisida Topsin 500 SC
Tata cara penggunaan
Pemanfaatan fungisida ini dapat dilakukan melalui penyemprotan langsung pada tanaman. Penyemprotan awal dilaksanakan saat munculnya gejala pada tanaman. Dalam praktiknya, penyemprotan juga dapat dilakukan secara bergantian dengan bahan aktif mankozeb.
Selanjutnya, pengulangan penyemprotan ini akan disesuaikan dengan interval yang tepat berdasarkan jenis tanaman dan jenis patogen yang menyebabkan penyakit.
Baca Juga : Fungsi Insektisida Sankill 530/60 EC Untuk Berbagai Tanaman
Penyakit yang dapat dikendalikan
Terdapat beragam jenis penyakit yang dapat efektif dikendalikan menggunakan fungisida jenis ini. Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit yang dapat dikendalikan:
Busuk Daun
Busuk daun merupakan dampak dari infeksi oleh jamur Corticium solani. Jamur ini cenderung berkembang dengan baik pada lingkungan dengan suhu rendah, sekitar 10-20 derajat Celsius, dan kelembaban yang tinggi, melebihi 80%.
Baca Juga : Insektisida Belt Expert 480SC
Tanaman yang terinfeksi akan menunjukkan adanya bercak pada tepi dan ujung daun. Seiring berjalannya waktu, bercak-becak ini akan menggelap dan sedikit basah.
Jika tidak diatasi, bercak-becak tersebut dapat menyebar ke seluruh bagian tanaman, dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Antraknosa
Antraknosa adalah jenis penyakit yang diakibatkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporoides. Jamur ini umumnya menyerang buah-buahan yang masih muda atau bahkan yang sudah matang dan siap untuk dipanen.
Gejala awal dari antraknosa ditandai dengan munculnya bercak pada permukaan buah. Seiring berjalannya waktu, bercak-becak tersebut akan menyebar ke seluruh permukaan buah dan menyebabkan buah membusuk. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat berakibat pada gagal panen.
Baca Juga : Keunggulan Herbisida Tabas 400SC
Embun Bulu
Embun bulu merupakan penyakit yang terjadi ketika tanaman terinfeksi oleh jamur peronospora destructor. Penyakit ini menyebabkan produksi spora yang melimpah dan menginfeksi tanaman dengan cepat, terutama pada kondisi lingkungan yang lembab.
Gejala yang muncul adalah adanya lapisan bulu halus berwarna ungu yang menutupi permukaan luar daun dan batang tanaman. Gejala ini akan terlihat dengan jelas ketika embun terbentuk pada daun.
Bercak infeksi ini akan menyebar seiring waktu dan menyebabkan tanaman menjadi busuk.
Baca Juga : Furadan VS Regent, Inilah Perbandingannya
Tanaman yang bisa diaplikasikan dengan klorotalonil
Setelah kita mengulas secara umum mengenai penyakit, saatnya kita menyajikan contoh tanaman yang dapat diatasi menggunakan klorotalonil. Berikut adalah beberapa jenis tanaman beserta penyakit yang dapat ditangani menggunakan bahan aktif ini:
- Bawang Merah: Embun Bulu (Peronospora destructor) dan Bercak Ungu (Alternaria Porri)
- Cabai: Bercak Daun (Cercospora capsici) dan Antraknosa (Colletotrichum gloeosporiorides)
- Kentang: Busuk Daun (Phytophthora infestans)
- Tomat: Busuk Daun (Phytophthora infestans)
- Kacang Tanah: Bercak Daun (Cescospora arachidichola, Cescospora personata)
- Kelapa: Bercak Daun (Fusarium sp., Gleosporium sp., Helminthosporium sp., Pestalotia sp.)
- Teh: Cacar Daun (Exobasidium vexans)
- Pisang: Siagtoka (Mycoshaerella musicola)
- Semangka: Antraknosa (Colletotrichum sp)
- Mangga: Antraknosa (Colletotrichum gloeosporiorides)
Baca Juga : Waktu Aplikasi Fungisida Sinergy 300 EC
Untuk memperoleh obat dengan kandungan klorotalonil, Anda dapat mengunjungi toko pertanian terdekat. Tersedia produk berbentuk tepung seperti Daconil dengan kandungan klorotalonil 75% atau Phytoklor dengan kandungan 82,5%. Selain itu, ada juga produk berbentuk cair seperti Odeon dan Morfus dengan dosis 720 SC.
Demikianlah informasi mengenai manfaat fungisida berbahan aktif klorotalonil. Semoga informasi ini bermanfaat.