Mengenal Kegunaan Fungisida Mankozeb

Kegunaan Fungisida Mankozeb

Mengenal Kegunaan Fungisida Mankozeb – Hingga kini, pestisida telah menjadi kebutuhan mutlak bagi para petani dalam merawat tanaman, mulai dari tahap awal penanaman hingga panen. Pasar kini dipenuhi dengan beragam jenis pestisida, namun petani sering kali bingung dalam memilih yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Terkadang, petani juga mengalami kebingungan ketika harus memilih pestisida hanya berdasarkan merek. Penting untuk diketahui bahwa perbedaan antara merek pestisida yang satu dengan yang lain terletak pada bahan aktifnya.

Baca Juga : Dosis dan Kegunaan Fungisida Daconil 75 WP

Tidak peduli merek dagangnya apa, jika bahan aktifnya sama, fungsi dan karakteristiknya juga akan serupa. Baik itu pestisida jenis insektisida, fungisida, maupun herbisida.

Bahan aktif merupakan zat kimia yang terkandung dalam pestisida dan berfungsi untuk mengendalikan hama, gulma, dan penyakit yang sesuai dengan targetnya. Contoh bahan aktif yang sering didengar oleh petani adalah Abamectin, Siflutrin, Sipermetrin, Glifosat, Parakuat Diklorida, Mankozeb, serta Azokistrobin.

Baca Juga : Perbedaan Curacron vs Demolish

Salah satu jenis fungisida yang menonjol adalah Mankozeb. Mankozeb (Mancozeb) merupakan bahan aktif fungisida yang umumnya digunakan oleh petani untuk mengatasi penyakit jamur pada tanaman budidaya.

Bahan aktif ini pertama kali ditemukan pada tahun 1961 dan diperkenalkan oleh Rohm, Hass, dan Du Pont.

Baca Juga : Fungsi Dithane M45 80 WP Untuk Tanaman

Golongan dan cara kerja bahan aktif mankozeb

Fungisida ini umumnya digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan jamur patogen. Mankozeb merupakan kombinasi yang efektif antara Maneb dan Zinc. Kedua bahan tersebut memiliki keunggulan dalam memerangi berbagai jenis jamur patogen pada tanaman.

Mankozeb terdiri dari 16% Mangan, 2% Zinc, dan 62% ethylenebisdithio carbamat atau mangan ethylenebisdithio carbamat plus non zinc.

Baca Juga : Dosis dan Kegunaan Fungisida Nativo untuk Tanaman

Mankozeb termasuk dalam FRAC (Fungicide Resistance Action Committee) atau diklasifikasikan sebagai golongan M3, yaitu Ditio-Karbamat. Golongan M3 ini umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida dengan risiko rendah tanpa adanya indikasi resistensi silang antara anggota kelompok M1 – M9.

Fungisida ini bekerja dengan menghambat aktivitas enzim pada jamur melalui pembentukan lapisan enzim yang mengandung unsur logam. Lapisan ini berperan penting dalam produksi ATP.

Fungisida yang mengandung Mankozeb memiliki bentuk serbuk dan berwarna kuning. Namun, jika sudah berwarna lain seperti putih dan biru, itu menunjukkan adanya campuran bahan lain. Sebagai contoh, Mankozeb berwarna biru mengindikasikan adanya tambahan kandungan ZPT pada serbuk tersebut.

Baca Juga : Dosis Plenum untuk Padi dan Cabai

Tata cara penggunaan bahan aktif mankozeb

Untuk optimalisasi penggunaan fungisida dengan bahan aktif ini, diperlukan langkah-langkah yang tepat dan akurat. Fungisida ini tidak dapat secara langsung digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman. Mankozeb harus terlebih dahulu larut dalam air, sehingga membentuk suspensi yang akan bekerja secara efektif.

Fungisida ini tidak larut dalam air secara menyeluruh, melainkan hanya tercampur. Oleh karena itu, saat melakukan penyemprotan menggunakan tangki sprayer, perlu adanya pengadukan atau penggoyangan secara berkala. Selain itu, perekat tambahan yang berfungsi sebagai pembasah dan perata dapat ditambahkan agar pengendalian penyakit yang ditargetkan menjadi lebih efektif.

Baca Juga : Waktu Aplikasi Amistartop untuk Padi

Keuntungan dan penggunaan bahan aktif mankozeb

Mankozeb, bahan aktif yang efektif, beroperasi melalui kontak untuk melawan penyakit jamur yang menyerang daun, batang, dan akar tanaman.

Bahan aktif ini memiliki khasiat yang luas, yang membuatnya ideal untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur. Beberapa contohnya meliputi:

  • Patek atau busuk kering pada buah cabai (Colletotrichum capsici).
  • Busuk daun teh (Cylindrocladium scoparium, Hawley).
  • Busuk daun tomat (Phytophthora infestans).
  • Antraknosa pada bawang merah dan mangga.
  • Busuk pada kubis (Erwinia carotovora).
  • Busuk pangkal batang dan karat pada tanaman krisan.
  • Bercak daun, busuk pelepah, dan bercak coklat pada tanaman padi.
  • Busuk kaki pada tanaman rosela.
  • Busuk atau mopong pada tanaman kina.
  • Bercak ungu pada tanaman bawang putih dan bawang daun.
  • Embun tepung dan bercak daun pada tanaman apel.
  • Karat daun dan bercak daun pada tanaman kopi.
  • Bercak daun dan busuk hitam pada tanaman anggrek.
  • Busuk daun pada tanaman kentang.
  • Embun tepung pada tanaman anggur.
  • Penyakit tepung pada tanaman jeruk.
  • Cacar daun pada tanaman cengkeh.
  • Rebah batang dan busuk pelepah pada tanaman tembakau.
  • Karat pada tanaman kacang panjang.
  • Bercak daun cokelat pada tanaman kelapa sawit.

Di Indonesia, terdapat beragam merek dagang fungisida yang mengandung mankozeb sebagai bahan aktif tunggal maupun kombinasi.

Baca Juga : Fungsi dan Keunggulan Emacel 30EC

Penggunaan fungisida ini sangat umum dan disarankan terutama saat musim hujan.

Karenanya, memilih bahan aktif yang tepat untuk mengatasi hama dan penyakit pada tanaman menjadi sangat krusial. Penting juga untuk menggunakan bahan tersebut dengan cermat guna mencegah dampak negatif terhadap lingkungan.

About Ayomenanam

Check Also

Keunggulan Herbisida Clipper

Keunggulan Herbisida Clipper

Keunggulan Herbisida Clipper - Herbisida Clipper 25 OD adalah salah satu pestisida yang dapat menjadi solusi dalam membantu petani mengatasi masalah gulma pada pertanaman padi. Dengan formula cairan pembasmi gulma sistemik purna tumbuh, Clipper hadir sebagai solusi efektif dengan berbagai keunggulan.