Bahan Aktif Klorfenapir

Bahan Aktif Klorfenapir

Bahan Aktif Klorfenapir – Seorang petani perlu melaksanakan sejumlah tindakan agar proses produksi tanaman dapat mencapai hasil maksimal dan menguntungkan. Langkah-langkah tersebut mencakup pemilihan bibit unggul, perawatan tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta memprediksi harga pasca panen.

Pemilihan bibit yang berkualitas sangat penting untuk meningkatkan tingkat keberhasilan, karena bibit tersebut cenderung memiliki ketahanan terhadap penyakit. Perawatan tanaman melibatkan pemberian nutrisi yang tepat, seperti pemupukan, agar kebutuhan unsur hara terpenuhi. Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara efektif dan sesuai dengan jenis serangannya. Selain itu, melakukan prediksi harga pasca panen juga merupakan langkah penting untuk memastikan kita mendapatkan harga yang menguntungkan saat panen tiba.

Baca Juga : Keunggulan Bahan Aktif Metalaksil

Pada bagian ini, kita akan membahas bahan aktif klorfenapir yang digunakan dalam insektisida. Untuk informasi lebih lanjut, mari kita simak penjelasan berikut ini. Selamat membaca.

Apa itu bahan aktif klorfenapir?

Klorfenapir merupakan sebuah komponen yang terdapat dalam insektisida, yang memiliki peran penting dalam pengendalian hama pada tanaman. Bahan aktif ini biasanya berupa pekatan dengan warna kuning kecoklatan, yang mudah larut dalam air.

Pada awalnya, pada tahun 2000, klorfenapir diajukan sebagai bahan aktif, namun ditolak oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat karena khawatir dapat menyebabkan keracunan pada burung.

Baca Juga : Kelebihan Bahan Aktif Difenokonazol

Namun, pada bulan Januari tahun 2001, EPA (Environmental Protection Agency) mendaftarkan klorfenapir sebagai bahan aktif yang boleh digunakan pada tanaman bukan pangan. Selanjutnya, pada tahun 2005, EPA menetapkan batas toleransi residu untuk berbagai jenis tanaman.

Bagaimana cara kerja bahan aktif klorfenapir?

Mirip dengan insektisida lain seperti emamektin benzoat dan beta siflutrin, klorfenapir bekerja melalui kontak dan sistem pencernaan. Bahan aktif ini akan masuk ke dalam tubuh hama dan mengganggu sistem pernapasan serta sarafnya. Akibatnya, hama akan kehilangan kekuatan dan akhirnya mati.

Insecticide Resistance Action Center (IRAC) mengklasifikasikan bahan aktif ini sebagai kode kerja 13. Klorfenapir bekerja dengan menghambat metabolisme, yang pada gilirannya mengganggu proses fosforilasi oksidatif dalam pembentukan energi.

Baca Juga : Bahan Aktif Lufenuron

Selain itu, klorfenapir juga dikenal memiliki tingkat toksisitas yang rendah bagi mamalia dan binatang air.

Cara Penggunaan Aplikasi kerja bahan aktif klorfenapir

Bahan aktif ini biasanya tersedia dalam bentuk konsentrat yang mudah larut dalam air. Untuk mengaplikasikannya, cukup larutkan dalam air bersih dan sesuaikan dosisnya dengan jenis tanaman dan hama yang menyerang.

Setelah tercampur secara merata, lakukan penyemprotan menggunakan alat semprot yang bisa berupa alat semprot listrik atau manual. Perlu diingat bahwa bahan aktif hanya akan efektif jika digunakan dengan dosis yang tepat.

Baca Juga : Fungsi Fungisida Azoksistrobin

Pada tanaman yang masih muda, hindari pemberian dosis yang terlalu berlebihan karena dapat mengakibatkan tanaman mengering.

Pilihan Tanaman dan Target Hama

Berikut adalah contoh beberapa jenis tanaman yang dapat menggunakan bahan aktif klorfenapir untuk mengendalikan hama:

Baca Juga : Keunggulan Bahan Aktif Klorfenapir

Cabai:

  • Kutu daun (Myzus persicae) dapat dikendalikan dengan menggunakan dosis 0,5 ml/l.
  • Thrips (Thrips parvispinus) memerlukan dosis 1 – 1,5 ml/l.
  • Ulat grayak (Spodoptera litura) dapat diatasi dengan dosis 1,125 ml/l.

Baca Juga : Keunggulan Bahan Aktif Beta Siflutrin

Bawang merah:

  • Ulat grayak (Spodoptera exigua) dapat dikendalikan dengan dosis 0,5 – 1 ml/l.
  • Kutu daun (Myzus persicae) memerlukan dosis 1,5 ml/l.

Kacang Panjang:

Penggerek polong (Maruca testulasis) dapat dikendalikan dengan dosis 0,75 ml/l.

Kubis:

Perusak daun (Plutella xylostella) dan ulat krop (Crocidolomia pavonnana) dapat diatasi dengan dosis 3 ml/l.

Baca Juga : Cara Kerja Bahan Aktif Dimetoat

Padi Sawah:

Penggerek batang (Scirpophaga incertulans) dan wereng coklat (Nilaparvata lugens) dapat dikendalikan dengan dosis 1 – 1,5 ml/l.

Apel:

Kutu daun (Aphis sp) dapat diatasi dengan menggunakan dosis 0,75 ml/l.

Semangka:

Kutu daun (Myzus persicae), thrips (Thrips sp.), dan kumbang daun (Aulacophora sp.) dapat dikendalikan dengan dosis 2 ml/l.

Baca Juga : Cara Kerja Bahan Aktif Karbendazim

Tomat:

Penggerek buah (Helicoverpa armigera) dapat dikendalikan dengan dosis 0,75 ml/l.

Kentang:

Perusak daun (Plutella xylostella), ulat crop (Crocidolomia pavonnana), pengorok daun (Liriomyza huidobrensis), dan hama thrips (Thrips palmi) dapat diatasi dengan dosis 0,75 l/ha.

Dengan menggunakan bahan aktif klorfenapir, Anda dapat mengendalikan hama-hama tersebut pada tanaman-tanaman yang telah disebutkan.

Baca Juga : Kegunaan Bahan Aktif Tiametoksam

Manfaat dan Keunggulan

  • Insektisida Multifungsi dengan Spektrum Luas dalam Pengendalian Hama
  • Mengendalikan hama secara efektif pada berbagai jenis tanaman.
  • Dapat digunakan dengan dosis rendah yang cukup efektif.
  • Langsung menghantam sistem pernafasan dan saraf hama yang menjadi target.
  • Mudah diserap oleh tanaman dan tidak mudah menguap.
  • Mampu mengendalikan hama yang telah mengembangkan kekebalan terhadap bahan aktif lain.

Baca Juga : Kegunaan Bahan Aktif Simoksanil

Merek Dagang

Saat ini, tersedia dengan mudah berbagai merek obat insektisida yang mengandung bahan aktif klorfenapir di toko pertanian terdekat. Obat ini merupakan salah satu jenis insektisida yang banyak digunakan oleh petani. Selain klorfenapir murni, beberapa merek juga menggabungkannya dengan bahan aktif lain. Berikut adalah beberapa merek obat dengan bahan aktif klorfenapir:

  • Anjanie 300 EC – Diproduksi oleh CV Raja Grafika
  • Achiles 300 EC – Diproduksi oleh CV Agro Mulia
  • Fixus 360 SC – Diproduksi oleh PT Sentana Adi Jaya
  • Knocker 360 EC – Diproduksi oleh PT Agromanna Jaya Lestari
  • Neofoxs 200 EC – Diproduksi oleh CV Sinar Agro Kimia Indonesia
  • Rompes 250 EC – Diproduksi oleh PT Indagro
  • Welchem 500 SL – Diproduksi oleh PT Global Agrotech

Baca Juga : Keunggulan Bahan Aktif Nitenpyram

Merek Obat dengan Kombinasi Klorfenapir dan Bahan Aktif Lain:

  • Aliaga 380 SC (Emamektin benzoat) – Diproduksi oleh PT Jirona Agritama
  • Belawan 365 EC (Abamectin) – Diproduksi oleh PT Sukses Bersama Makmur
  • Ratchet 50/200 EC (Beta siflutrin) – Diproduksi oleh CV Artha Buana
  • Sagri-m7 100/150 EC (Asefat) – Diproduksi oleh PT Satya Agro Indonesia
  • Dekapirim 400 SC (Imidakloprid) – Diproduksi oleh PT Harina Chemicals Industry

Demikianlah informasi mengenai Bahan Aktif Klorfenapir. Semoga informasi ini bermanfaat.

About Ayomenanam

Check Also

Berikut Ini Merupakan Faktor Yang Menyebabkan Munculnya Wilayah Slum Kecuali

Berikut Ini Merupakan Faktor Yang Menyebabkan Munculnya Wilayah Slum Kecuali

Ayomenanam - Berikut ini merupakan faktor yang menyebabkan munculnya wilayah slum kecuali a. penduduk berpenghasilan rendah b. kondisi rumah tidak memenuhi syarat c. tingkat kriminalitas tinggi d. tidak terjangkau oleh pelayanan kota e. emosi penduduk yang stabil​ Jawaban dari pertanyaan di atas adalah e. emosi penduduk yang stabil​